Rabu, 10 Juni 2015

Ke Sekolah Naik Angkot Gratis Yukk..................

Kabar gembira untuk warga Kota Kediri. Kini pelajar dan juga mahasiswa gak usah bingung lagi kalau mau berangkat ke sekolah ataupun kampus. Pasalnya sejak Maret 2015 Pemkot Kediri telah melaunching program Angkot Gratis.  Kemasaan program tersebut adalah para pelajar dan mahasiswa gratis naik angkot pada jam berangkat dan pulang sekolah. Diluar jam-jam itu mereka tetap membayar seperti biasanya. Jadwal lengkapnya Senin s/d Kamis pagi jam 05.30 – 07.00 WIB siang 12.00 – 14.00 WIB, Jumat : pagi jam  05.30 – 07.00 WIB siang 10.00 – 11.30, Sabtu : pagi jam  05.30 – 07.00  siang 10.30 – 13.30 WIB. Cocok deh…..

Saya sebagai warga Kediri setuju sekali dengan program tersebut karena saya melihat anak-anak SMP di Kediri banyak sekali yang sudah mengendarai motor sendiri. Apalagi mereka naiknya suka ngawur,  ngebut dan ugal-ugalan. Saya sebagai pengendara juga merasa takut jika mereka tidak bisa mengendalikan diri akhirnya menabrak pengendara lain.

Saya juga sering lihat berita dikoran maupun  di televisi banyak sekali terjadi kecelakaan lalu lintas yang mayoritas korbanya adalah pelajar. Nah loo kalo udah gitu, siapa yang rugi coba? beuntung kalo masih bisa diselamatkan, kalo engga? lebih parahnya lagi bagaimana jika setelah kecelakaan, korban menjadi cacat? hal tersebut menjadi catatan juga bagi orang tua untuk melarang anaknya mengendarai sepeda motor jika belum cukup umur. 

Daripada mencari risiko, mending naik angkot aja, karena   jelas memberikan banyak manfaat. Dengan adanya angkutan gratis bagi pelajar dan mahasiswa pada waktu berangkat dan pulang sekolah ini angka kecelakaan di kalangan pelajar dapat ditekan sehingga tercipta lalu lintas yang aman, nyaman, tertib dan lancar. 

Saya berharap semoga salah satu program inovatif Bapak Walikota  Kediri, Abdullah Abu Bakar ini berjalan sukses dan tidak sia-sia.

Makanaya yang ngaku pelajar dan mahasiswa Kota Kediri yukkk naik angkot gratis , gak usah gengsi. Utamakan keselamatan, itu yang terpenting.. :D

Si Manis Penuh Gizi


Apakah Anda menyukai wisata kuliner? Anda suka menjajaki makanan khas daerah yang unik-unik? Lezat, bersih dan bergizi tinggi tentunya? Hem,,, Pastinya juga harga terjangkau lah ya…

Sebuah kebanggan tersendiri saya bisa memperkenalkan makanan khas Kediri kepada pembaca Blog saya. Nah, Sebagai salah satu kota warisan kerajaan pada masa silam, Kediri banyak meninggalkan jejak-jejak kulinernya di nusantara. Salah satunya adalah “Si Gethuk Pisang”. Rasanya yang lezat, teknik pembungkusan yang rapih dan bersih, serta kandungan gizinya yang tinggi merupakan daya tarik tersendiri dari makanan ini. Rasanya suatu kerugian bagi kita yang berkunjung ke Kediri, namun tidak menikmati makanan yang satu ini.

Keberadaan gethuk pisang sebagai salah satu ikon kuliner kota Kediri telah menorehkan sejarah tersendiri. Meskipun belum diketahui secara pasti asal muasal Gethuk Pisang khas Kediri ini, namun tradisi pembuatan dan pengolahan Gethuk Pisang diyakini sudah berlangsung turun temurun dari generasi ke generasi. Konon cerita, Gethuk Pisang ini sudah populer sejak zaman Kerajaan Kediri dan merupakan makanan kesukaan Dewi Sekartaji, putri dari Kerajaan Jenggala (Pecahan dari Kerajaan Kediri). Bahkan mitos dari sebagian masyarakat, karena saking lezatnya Gethuk Pisang ini, para dewa di khayangan sampai rela turun ke bumi hanya untuk mencicipi si Gethuk Pisang.

 “Si Gethuk Pisang” ini biasa dibuat dari Pisang Raja Nangka, bisa juga jenis pisang lainnya. Keistimewaan dari Pisang Raja Nangka ini adalah  cita rasanya yang khas, yakni asam dan manis meski tanpa tambahan gula. Rasa manis inilah yang menjadikan gethuk ini berkesan untuk terus dinikmati. Selain itu, karena dibungkus dengan daun pisang yang hijau, aroma dari gethuk ini semakin memesona. Hemm… lezat rasanya.

Telisik punya telisik, Kandungan gizi si Manis ini juga sangat baik untuk kesehatan kita. Mulai dari kandungan kalori, protein, lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor, besi sampai vitaminnya yang terkandung dalam pisang itu sendiri.Tak perlu dirisaukan, Harga “Si Gethuk Pisang” ini sangat terjangkau sekitar 3500 rupiah per biji.

Baik Sobat pembaca, kalo mampir ke Kediri jangan lupa membeli dan mencicipi “Si Gethuk Pisang” ini yaa, Biasanya gethuk pisang dijual di sepanjang jalan Patimura dna jalan Yos Sudarso Kota Kediri.

 jumlah mesin, jumlah tenaga kerja dan permodalan.



Do you like culinary tour? Do you like eat unique food from a place? Delicious, clean, and have a high nutrient? And also cheap……

Im proud with myself I can introduce an unique food from Kediri to my Blog readers. One of heritage of the kingdom, Kediri have many kind of culinary. One of them is “Gethuk Pisang”. The taste is dellicious, and the technique of wrap is very neat and clean, and also have a high nutrient that make gethuk pisang have a good sense. I think u will regret when u visit to Kediri but you are not eat this food.

Gethuk pisang is one of culinary icon in Kediri that have created the story. Although, no one know the origin of Gethuk pisang, but the tradition of production Gethuk pisang, people believes it happen hereditary.

Perhaps, gethuk pisang was have popular in kingdom times and be a favorite food of Dewi Sekartaji, a princess of Jenggala Kingdom.  Even by the myth of some communities, because the taste of Gethuk Pisang is dellicious, the gods in heaven come down to earth just to taste the Gethuk Pisang.

Gethuk pisang is made from Raja Nangka Banana. That make Gethuk Pisang special is the unique taste, that is acid and sweet although without the sugar. This sweet taste that someone who taste Gethuk Pisang will enjoy it. Besides that, because it use bananas leave to cover, the aroma of gethuk is more charming. Hemm ...  delicious taste.

The nutrition of Gethuk Pisang also good for our health. Begin from calories, protein, fat, carbohydrates, calcium, phosphorus, iron, until vitamins contained in bananas was sendiri.dont worry, the Price of Gethuk pisang is very affordable around 3500 rupiah per unit.

Ok friends, if stopped by to Kediri do not forget to buy and taste Getuk pisang, usually Gethuk pisang market along the road Pattimura and Yos Sudarso Kediri.

Kerajinan Khas Kota Kediri, Tenun Ikat

Hasil kain Tenun Bandar 
Penggunaan bahan-bahan tradisi seperti batik, tenun, dan songket menjadi tren perkembangan fashion di Indonesia. Tidak hanya potensial untuk diolah tapi sekaligus bisa menjadi alat untuk misi budaya.

Seperti halnya batik yang kini menjadi busana sehari-hari kaum muda, namun ternyata tenun ikat juga mencoba mendobrak paradigma mengenai kain etnik yang hanya bisa dipakai oleh orang tua. Dengan potongan asimetrik dan perpaduan warna-warna cerah, kain tenun ikat juga bisa menjadi pilihan busana semua kalangan. Keindahan motif ini bukan saja dilihat dari segi warna dan bentuk, melainkan secara proses pembuatan pun memiliki keindahan yang tidak bisa ditandingi dengan apapun.

Selain terkenal dengan tahu kuningnya, Kota Kediri juga memiliki warisan budaya lain yang harus dilestarikan, yaitu tenun ikat. Tenun ikat Kediri adalah salah satu produk tekstil tradisional yang juga memiliki kontribusi dalam khazanah budaya Indonesia. Kerajinan tenun ikat yang dibuat dengan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) merupakan produk kerajinan yang secara turun temurun ditekuni oleh masyarakat Bandar Kidul, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri.

Sesuai dengan namanya kain tenun diproses dengan tenaga manual. Dibutuhkan tenaga kerja manusia dan bantuan alat sederhana non mekanis. Sebab itu proses pembuatan kain tenun ikat memerlukan waktu relative lama dengan kapasitas produksi lebih kurang 2-3 meter kain tenun per ATBM per orang per hari. Sedangkan untuk memproduksi kain tenun ikat, terdapat lebih dari 10 langkah. 

Kain tenun ikat Bandar Kidul memiliki banyak keunggulan. Pertama, kain menyerap keringat sehingga tidak gerah saat digunakan. Kedua, kain tidak bau dan warna tidak mudah luntur. Selain itu, tenun ikat Bandar Kidul ini juga memiliki keunikan pada motifnya. Berbagai motif kreasi perajin lokal menjadi ciri tenun ikat Bandar Kidul. Kebanyakan mengandalkan motif bunga dengan pewarnan yang berani atau menampilkan warna-warna terang. Motif khas KediriSehingga cocok untuk dikenakan untuk semua usia.

Kekuatan industri kerajinan tenun ikat Bandar Kidul adalah sudah berlangsung turun temurun, memiliki keunikan tersendiri dalam corak dan motif yang ditampilkan dan sebagian besar telah mendapat kepercayaan permodalan perbankan. Kapasitas produksi 139 ATBM yang beroperasi di lingkungan Bandar Kidul menghasilkan lebih kurang 278 meter kain tenun ikat per hari. Dan kapasitas produksi sarung 300 meter sebulan.

Cara pembuatan kain tenun
Jangkauan pemasaran kain tenun ikat saat ini telah menjangkau kota-kota di seluruh tanah air, seperti Jakarta, Palembang, Jambi, Toraja, Makassar, Denpasar, Malang dan Surabaya.


Dari penjelasan diatas menunjukkan bahwa peluang pengembangan industri kerajinan tenun ikat masih terbuka mengingat jumlah permintaan cenderung meningkat. Sementara kapasitas produksi optimum masih sebanyak dua meter kain per mesin per hari. Sehingga untuk memenuhi permintaan pasar yang tinggi, diperlukan penambahan pengrajin dan bahan.

Kita doakan semoga kerajinan khas Kediri ini semakin famous dan berkembang. amiiinn.................


Kisah Asmara Panji Asmoro Bangun dalam tarian Kethek Ogleng



Kethek Ogleng merupakan salah satu bentuk kesenian rakyat yang masih berkembang dengan bentuk yang beragam di Kediri. Kisahnya menceritakan seekor kera jelmaan Raden Gunung Sari dalam cerita Panji dalam upaya mencari Dewi Sekartaji yang menghilang dari istana. Untuk mengelabuhi penduduk agar bebas keluar masuk desa dan hutan, maka Raden Gunung Sari menjelma jadi seekor kera putih yang lincah dan lucu.

Tari ini mengalami masa puncak pada era 70’an. Tarian tersebut sangat familiar di masyarakat. Tak hanya tampil di acara-acara budaya atau resepsi resmi, tapi banyak juga seniman yang mengamen berkeliling kampung, memeragakan tarian tersebut.

Seiring berjalannya waktu, tari Kethek Ogleng perlahan-lahan mulai jarang ditampilkan. Pada era 90-an kegemaran masyarakat dan seniman mulai bergeser. Mereka lebih suka memainkan jaranan yang gerakan dan musiknya lebih sederhana. Tak heran bila saat ini warga Kediri lebih mengenal jaranan sebagai seni khas Kediri dibandingkan Kethek Ogleng.

Kethek Ogleng adalah sebuah tari yang gerakannya menirukan tingkah laku kethek (kera). Biasanya tarian ini dipentaskan pada waktu hajatan masyarakat setempat. Tarian Kethek Ogleng ini berasal dari sebuah cerita Kerajaan Jenggala dan Kediri.

Raja Jenggala mempunyai seorang putri bernama Dewi Sekartaji dan Kerajaan Kediri mempunyai seorang putra bernama Raden Panji Asmorobangun. Kedua insan ini saling mencintai dan bercita-cita ingin membangun kehidupan yang harmonis dalam sebuah keluarga. Hal ini membuat keduanya tidak dapat dipisahkan.


Di Kerajaan Kediri, Panji Asmorobangun yang mendengar berita menghilangnya Dewi Sekartaji memutuskan untuk nekad mencari Dewi Sekartaji, sang kekasih. Di perjalanan, Panji Asmorobangun singgah di rumah seorang pendeta. Di sana Panji diberi wejangan agar pergi ke arah barat dan dia harus menyamar menjadi kera. Sedangkan di lain pihak, Dewi Sekartaji ternyata telah menyamar menjadi Endang Rara Tompe.

Setelah Endang Rara Tompe naik turun gunung, akhirnya rombongan Endang Rara Tompe, yang sebenarnya Dewi Sekartaji, beristirahat di suatu daerah dan memutuskan untuk menetap di sana. Ternyata kethek penjelmaan Panji Amorobangun juga tinggal tidak jauh dari pondok Endang Rara Tompe. Maka, bersahabatlah mereka berdua. Meski tinggal berdekatan dan bersahabat, Endang Rara Tompe belum mengetahui jika kethek yang menjadi sahabatnya adalah Panji Asmorobangun, sang kekasih, begitu juga dengan Panji Asmorobangun, dia tidak mengetahui jika Endang Rara Tompe adalah Dewi Sekartaji yang selama ini dia cari.


Setelah persahabatan antara Endang Rara Tompe dan kethek terjalin begitu kuatnya, mereka berdua membuka rahasia masing-masing. Endang Rara Tompe merubah bentuknya menjadi Dewi Sekartaji, begitu juga dengan kethek sahabat Endang Rara Tompe. Kethek tersebut merubah dirinya menjadi Raden Panji Asmorobangun. Perjumpaan antara Dewi Sekartaji dan Raden Panji Asmorobangun diliputi perasaan haru sekaligus bahagia. Akhirnya, Dewi Sekartaji dan Raden Panji Asmorobangun sepakat kembali ke kerajaan Jenggala untuk melangsungkan pernikahan.






Ketek Ogleng is one of traditional art in Kediri. The story tell about a monkey incarnation of Raden Gunung Sari in Panji Story in his effort to find Dewi Sekartaji who was disappear from the kingdom. For fool the resident so that can come and go away from the kingdome and forest, Raden Gunung Sari Change his self to be a funny and agile white monkey.

That dance very famous for society at 1970. Not only perform in culture event or formal event, but also there many people go around in the village to playing the dance

Time goes, people begin to forget that dance. They chooser play Jaranan that the music and the motion are more ordinary. No wonder if people knower Jaranan dance than Ketek Ogleng Dance

Ketek ogleng is a dance that the motion duplicates a monkey. Usually that dance palys in celebration party. That dance is from Kediri Kingdom. In there, the Pastor asks Panji Asmoro Bangun to change his self to be a white monkey and go to the west. Besides that, Dewi Sekartaji also masquerade herself to be Endang Rara Tompe.


After Endang Rara Tompe go up and go down in the mountain, finally Endang Rara Tompe take a rest in a place and stay for a while. In there Endang Rara Tompe meet White Monkey and be a best friend. Although they are friend, they are not know each other the truth.

After their friendship more and stronger, they open their secret. Endang Rara Tompe change herself to be Dewi Sekartaji and the monkey change his self to be Panji Asmoro Bangun. Finally they are back to Jenggala Kingdom to married. 

Car Free Day Yuk


Berbeda banget sama  hari-hari libur sebelumnya yang biasa diisi dengan bermoletan ria di kamar, internetan, dan stalking instagram mantan. Uppsss…. :D. Hari Minggu kemarin akhirnya untuk pertama kalinya sebagai warga Kediri aku menikmati Car Free Day. Yeeeeyyy! Prestasi!

Soalnya, untuk menuju tempat CFD itu bukan perkara gampang. Bukan masalah akses menuju lokasi Car Free Day yang berada di sepanjang Jalan Doho. Tapi masalah bangun pagi yang membutuhkan usaha super. Belom lagi mandinya. Tapi ya berhubung aku sebagai jomblo gak ada kerjaan  yang mencoba peduli kesehatan, boleh lah sekali-kali kita nikmatin olahraga pagi-pagi.

Akhirnya, pagi jam setengah 6 lewat sedikit aku cusss dari rumah. Tanpa sarapan. Padahal jarang banget aku keluar rumah tanpa sarapan dulu. Dengan semangat empat lima, aku menaiki motorku menuju Jalan Doho. Tapi sebelum ke Jalan Doho aku menghampiri Rossy dulu di Tamanan, selanjutnya kami berdua pergi ke rumah Della yang ada di Pocanan dan menitipkan motorku disana. Jarak Pocanan dan Jalan Doho lumayan dekat, makanya kami bertiga memutuskan untuk take a walk.
Setelah jalan kali sepanjang 1 KM sekitar jam 7 pagi, akhirnya sampe juga kita di Jalan Doho. Disana, Karina dan Tria sudah menunggu kami. Kami berjalan menyusuri area CFD. Wuidiiih…. seru ya ternyata CFD itu, banyak orang memadati lokasi, ada yang atraksi dengan sepeda BMXnya, aksi pecut dari kesenian jaranan yang merupakan kesenian khas Kediri, dan juga tampak komunitas anjing, KDC ( Kediri Dog Community) yang ikut serta dalam CFD.


Sebenarnya dalam hati pengen banget ikut meriahin acara, tapi gimana lagi aku gak punya keahlian apa-apa kecuali selfie.. hahaha. Jadi akhirnya aku ngajak temen-temen ber-selfie ria disana.

“ Kita disini emang CFD sejati. Iya Cuma Foto Doang,” Kata Della. Spontan kami tertawa geli mendengan lelucon garingnya.
Sampai di ujung jalan, perut kami sudah mulai keroncongan. Kami memutuskan untuk mencari sarapan di depan Hotel Penataran. Kami menikmati nasi pecel tumpang, makanan khas Kediri.
“ Mbak nasi pecelnya lima,” kataku
“ Iya mbak, minumnya apa?
“ Teh anget aja mbak,” kataku.

Kulihat mbaknya penjual dengan mudah meracik nasi hangat, kulupan kangkung, kacang panjang dan kecambah dan selanjutnya menumpahkan satu sendok sayur tumpang dan beberapa sendok makan bumbu pecel. Mataku tergoda sama tempe goreng yang ada di meja makanan. Saya ambil beberapa potong untuk lauk.

“ Ini mbak tumpangnya,” kata mbaknya.
Kami dengan lahap  menikmati pecel tumpang. Walaupun tempatnya lesehan di trotoar, tapi kami menikmatinya.
Nah gitu deh pengalaman CFD pertama. I’m happy as well. Mudah-mudahan besok-besok dikasih kesempatan waktu dan tekad yang kuat buat CFD-an lagi. :D







That’s very different with my weekend before, when I wake up I browsing or stalking my x-boyfriend instagram. Upppsss :D . This Sunday finally in the first time I go to Car Free Day. Yeeesss that’s a achievement.

Because, for go to the CFD it’s not about the way to CFD that happen in Jalan Doho . But for wake up I need a super effort. And then take a bath. I am too lazy to do that activity. But because I’m a single who try to care with my heath, so I going for sport in the morning.

Finally, at six o’clock I go away from my home. Without breakfast, whereas when I go to somewhere, I always breakfast first. I go to Jalan Doho by my motorcycle with a spirit feeling. But before go to there, I go to Rossy’s house in Tamanan. Then we go to Della’s home in Pocanan and I put my motorcycle in there. The distance of Pocanan and Jalan Doho is near, so we decide to take a walk.

We take a walk around 1 KM. then at 07.00 A.M we arrived in Jalan Doho. In there, Karina and Tria have waiting for us. We take a walk along of CFD area. The condition is very amazing, I look many people in there, and there are many community for example, BMX community, Jaranan, jaranan is one of traditional dance in Kediri, then I also see dog community ( KDC ) Kediri Dog Community.

Actually I want to join to tone up in CFD but I don’t have any talent except selfie… hahaha so I invite my friends to take a picture.
“ In here actually we are the truth CFD. Cuma Foto Doang ( just Take a picture),” said Della.Hear her joke I laugh together.
Until the end of Jalan Doho, we are beginning hungry. I decide to buy a breakfast in front of Penataran Hotel. We Enjoyed Pecel Tompang Rice, a unique food from Kediri.

“ Five Tumpang Pecel rices Mrs,” I said.
“ ok miss, the drink?
“ hot tea.”

I see that woman prepared our breakfast. Hot rice, and boiled of kangkung, cuts of long bean, and sprout of soya and then soured with a Tumpang and pecel sauce. I look fried tempe on  the table and I take some.

“the food already miss,” said the seller
I enjoy the breakfast. Although the place in the way but we are enjoy it.

That’s my first experience in CFD. I’m happy as well. I hope can go to CFD again.