Kethek Ogleng merupakan
salah satu bentuk kesenian rakyat yang masih berkembang dengan bentuk yang
beragam di Kediri. Kisahnya menceritakan seekor kera jelmaan Raden Gunung Sari
dalam cerita Panji dalam upaya mencari Dewi Sekartaji yang menghilang dari istana.
Untuk mengelabuhi penduduk agar bebas keluar masuk desa dan hutan, maka Raden
Gunung Sari menjelma jadi seekor kera putih yang lincah dan lucu.
Tari ini mengalami masa puncak
pada era 70’an. Tarian tersebut sangat familiar di masyarakat. Tak hanya tampil
di acara-acara budaya atau resepsi resmi, tapi banyak juga seniman yang
mengamen berkeliling kampung, memeragakan tarian tersebut.
Seiring berjalannya waktu, tari Kethek
Ogleng perlahan-lahan mulai jarang ditampilkan. Pada era 90-an kegemaran
masyarakat dan seniman mulai bergeser. Mereka lebih suka memainkan jaranan yang
gerakan dan musiknya lebih sederhana. Tak heran bila saat ini warga Kediri
lebih mengenal jaranan sebagai seni khas Kediri dibandingkan Kethek Ogleng.
Kethek Ogleng adalah sebuah tari yang
gerakannya menirukan tingkah laku kethek (kera). Biasanya tarian ini
dipentaskan pada waktu hajatan masyarakat setempat. Tarian Kethek Ogleng ini
berasal dari sebuah cerita Kerajaan Jenggala dan Kediri.
Raja Jenggala mempunyai seorang putri bernama
Dewi Sekartaji dan Kerajaan Kediri mempunyai seorang putra bernama Raden Panji
Asmorobangun. Kedua insan ini saling mencintai dan bercita-cita ingin membangun
kehidupan yang harmonis dalam sebuah keluarga. Hal ini membuat keduanya tidak
dapat dipisahkan.
Di Kerajaan Kediri, Panji Asmorobangun yang mendengar berita menghilangnya Dewi Sekartaji memutuskan untuk nekad mencari Dewi Sekartaji, sang kekasih. Di perjalanan, Panji Asmorobangun singgah di rumah seorang pendeta. Di sana Panji diberi wejangan agar pergi ke arah barat dan dia harus menyamar menjadi kera. Sedangkan di lain pihak, Dewi Sekartaji ternyata telah menyamar menjadi Endang Rara Tompe.
Di Kerajaan Kediri, Panji Asmorobangun yang mendengar berita menghilangnya Dewi Sekartaji memutuskan untuk nekad mencari Dewi Sekartaji, sang kekasih. Di perjalanan, Panji Asmorobangun singgah di rumah seorang pendeta. Di sana Panji diberi wejangan agar pergi ke arah barat dan dia harus menyamar menjadi kera. Sedangkan di lain pihak, Dewi Sekartaji ternyata telah menyamar menjadi Endang Rara Tompe.
Setelah Endang Rara Tompe naik turun gunung,
akhirnya rombongan Endang Rara Tompe, yang sebenarnya Dewi Sekartaji,
beristirahat di suatu daerah dan memutuskan untuk menetap di sana. Ternyata
kethek penjelmaan Panji Amorobangun juga tinggal tidak jauh dari pondok Endang
Rara Tompe. Maka, bersahabatlah mereka berdua. Meski tinggal berdekatan dan
bersahabat, Endang Rara Tompe belum mengetahui jika kethek yang menjadi
sahabatnya adalah Panji Asmorobangun, sang kekasih, begitu juga dengan Panji
Asmorobangun, dia tidak mengetahui jika Endang Rara Tompe adalah Dewi Sekartaji
yang selama ini dia cari.
Setelah persahabatan antara Endang Rara Tompe
dan kethek terjalin begitu kuatnya, mereka berdua membuka rahasia
masing-masing. Endang Rara Tompe merubah bentuknya menjadi Dewi Sekartaji,
begitu juga dengan kethek sahabat Endang Rara Tompe. Kethek tersebut merubah
dirinya menjadi Raden Panji Asmorobangun. Perjumpaan antara Dewi Sekartaji dan
Raden Panji Asmorobangun diliputi perasaan haru sekaligus bahagia. Akhirnya,
Dewi Sekartaji dan Raden Panji Asmorobangun sepakat kembali ke kerajaan Jenggala
untuk melangsungkan pernikahan.
Ketek Ogleng is one of traditional art in Kediri. The story
tell about a monkey incarnation of Raden Gunung Sari in Panji Story in his
effort to find Dewi Sekartaji who was disappear from the kingdom. For fool the
resident so that can come and go away from the kingdome and forest, Raden
Gunung Sari Change his self to be a funny and agile white monkey.
That dance very
famous for society at 1970. Not only perform in culture event or formal event,
but also there many people go around in the village to playing the dance
Time
goes, people begin to forget that dance. They chooser play Jaranan that the
music and the motion are more ordinary. No wonder if people knower Jaranan
dance than Ketek Ogleng Dance
Ketek
ogleng is a dance that the motion duplicates a monkey. Usually that dance palys
in celebration party. That dance is from Kediri Kingdom. In there, the Pastor asks
Panji Asmoro Bangun to change his self to be a white monkey and go to the west.
Besides that, Dewi Sekartaji also masquerade herself to be Endang Rara Tompe.
After Endang Rara Tompe go up and go down in the mountain,
finally Endang Rara Tompe take a rest in a place and stay for a while. In there
Endang Rara Tompe meet White Monkey and be a best friend. Although they are
friend, they are not know each other the truth.
After their friendship more and stronger, they open their
secret. Endang Rara Tompe change herself to be Dewi Sekartaji and the monkey change
his self to be Panji Asmoro Bangun. Finally they are back to Jenggala Kingdom
to married.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar